Sunday, October 28, 2018

Soga, Lomba Rakit dan Keluarga-ku

Kembali ke Soga. Sebuah desa yang menyimpan banyak keindahan dan telah membuatku jatuh cinta padanya sejak pertama kali berkunjung. Awalnya diundang oleh teman yang bapaknya kebetulan kepala desa. Keindahan yang kulihat pada hari itu belum bisa lagi kulihat kembali. Sampai kemudian suatu hari, sekitar 9 tahun setelah kunjungan pertama, aku dapat tugas di Soga. Tidak tanggung2, aku ditugaskan selama 3 tahun.

Berbaur dengan masyarakat dari bapak2, ibu2 dan pemudanya. Aku mendapat kesempatan lebih luas lagi untuk mengeksplore desa Soga. Melihat lebih luas, menemukan banyak potensi dan tentunya berbaur dengan warga yang luar biasa ramah. Akhirnya aku mendapat keluarga baru. Ada bapak, ibu yang selalu senang menyambut kedatanganku. Ada adik dan kakak... semuanya begitu baik padaku. Dari Kepala Desa sampai warganya. Alhamdulillah aku mendapatkan rumah yang lapang. Aku mendapatkan tempat dimana tidak akan kelaparan hanya karena tidak membawa makanan ataupun minuman.
Benarlah adanya bahwa Soga adalah surga. Hal ini pernah diungkapkan oleh mba Mey... seorang warga negara Belanda yang pernah menetap di Desa Soga berbulan-bulan untuk penelitiannya. Bahkan setelah penelitiannya selesai, mba Mey datang lagi ke Soga membawa orang tuanya untuk menunjukkan pesona desa ini.
Sebagai rumah kedua, Soga mendapat tempat tersendiri di hati. Harapanku begitu pula bagi mereka disana, semoga aku diberikan tempat di hati masyarakat Soga juga. Aamiin.

Hari ini diadakan Lomba Rakit yang digelar oleh Pemuda Karang Taruna. Jauh hari sebelumnya aku sudah mendapat informasi tentang acara yang telah ditetapkan sebagai acara tahunan.
Mengapa aku harus datang di acara ini?
Ada beberapa alasan. Yang pertama, Soga adalah rumahku. Yang kedua aku sudah janji akan datang pada saudaraku Wawan dan Wiwin (Ketua Karang Taruna). Yang ketiga, karena Bapak. Bapak ku. Bapak H.Budirman Asis (kepala desa) dan Bapak Hamzah, dan bapak2 lainnya yamg tidak dapat kusebutkan satu2.

Aku datang karena aku merasa telah menjadi bagian dari mereka di Soga.
Terima kasih bapak Budi yang selalu memberiku tempat dan menerimaku di Soga. Terima kasih bapak Hamzah...telepon bapak yang mengingatkan aku akan acara di Soga sungguh buatku terharu. Terima kasih saudara2 ku semua yang selalu menyiapkan makanan dan kemudian membungkuskan pula untuk kubawa pulang. Semoga keindahan yang terbina ini dapat berlansung selamanya. Aamiin

SEPATU BOOTS DI LAHAN KOSONG