Monday, April 18, 2022

Setelah 19 Bulan

Sembilan belas bulan bukan waktu yang singkat. Ada banyak kisah yang terjadi dalam rentang waktu itu. Ada beberapa orang yang datang dan pergi dariku dan terjadi begitu saja. Tidak ada yang kuabadikan dalam catatan seperti biasanya. Entah mengapa pada akhir 2019 tiba-tiba penaku menjadi tumpul. Pun tuts keyboardku menjadi mandul. Tidak melahirkan kisah sebagaimana biasanya.

Alhasil blogku tidak terurus. Ibarat sebuah taman yang dulu kerap kukunjungi, tiba-tiba menjadi taman yang sepi. Bunganya mati karena lama tidak di siram. Cat pagarnya pudar bahkan ada beberapa bagian pagar yang rusak. Parahnya lagi rumput liar mulai tumbuh di mana-mana, menutupi pintu masuk sehingga blog itu tidak dapat kuakses. Klop, Sembilan belas bulan tanpa kisah.

Suatu malam diawal Maret 2022, tepatnya 3 Maret. Sebuah notifikasi masuk di berandaku tentang sebuah tulisan yang pernah kuposting di blog. Notifikasi itu serta merta menggugah hasratku untuk merangkai kata. Namun sayang saat itu aku tidak dapat mengakses blogku. Sejumput penyesalan menemaniku malam itu. Lalu aku teringat pada seorang teman yang kuyakini dapat membantuku mengatasi hal ini.

Dua hari kemudian akhirnya aku bisa lagi melongok ke tamanku. 5 Maret 2022, aku puaskan diri melihat tanaman yang dulu. Bunga-bunga yang pernah kusemai, hehehe. Aku tersenyum dan geleng-geleng kepala sendiri. Rasa tidak percaya aku pernah begitu naif dalam menulis.

Lebih satu bulan berlalu sejak tamanku dapat kubuka. Lalu pada hari ini aku mencoba untuk kembali menanam di hamparan lahan yang masih luas. Semoga aku dapat menanam bunga yang indah, yang menyejukkan mata.

Ada banyak kisah yang sejak dulu antri di kepalaku, yang menuntut untuk diuraikan dalam rangkaian kalimat.

Hari ini, aku, menuju ke menulis kisah.

SEPATU BOOTS DI LAHAN KOSONG