Tuesday, February 07, 2017

Mr. Taysen, Happy Trip

Hari ini diawali dengan guyuran hujan di pagi hari. Hujan pagi akhirnya jadi alasan bagiku untuk malas2an di rumah. Setelah melalui perang batin, akhirnya kuputuskan untuk tidak kemana-mana. Sudah terlalu lama aku tak berhadap-hadapan dengan telivisi. Sepertinya inilah saatnya, bercengkrama dengan televisi. Kelamaan di depan TV membuatku tertidur. Entah sampai berapa lama. Ketika terbangun, adzan Duhur sudah terdengar dari masjid. Terbangun menunaikan sholat kemudian lanjut lagi di depan TV. Perlahan rasa bosan mulai datang. Acara TV sudah tidak ada yang menarik. Mengingat ada teman yang mengajak nonkrong di warkop yang tadinya ku tolak karena aku lagi puasa. Tapi demi mengingat di warkop ada wifi gratis.... dengan semangat 45 aku bangun, prepare dan otw warkop. Dan akhirnya aku bisa duduk manis untuk menuliskan cerita ini. Cerita yang sebenarnya ingin kutulis dari minggu lalu namun baru sempat menuangkannya hari ini. Hmmm terlalu lama vskum menulis membuatku agak bingung merangkai kata. Ini adalah tentang perjalanan. Ya masih cerita perjalanan yang kulakukan bersama sahabat2ku di dua akhir pekan terakhir ini.
Hari Minggu lalu, atau akhir pekan lalu aku jalan2 ke Watampone. Sebenarnya aku lebih senang menyebutnya pulang kampung. Meski kampung sendiri, tapi sangat susah juga untuk sering2 pulang. Kesibukan kerja telah menyita banyak waktu. Hingga banyak hal yang dulu dengan mudah dapat kulakukan kini rasanya agak sulit. Sehingga kesenangan kecil pun kadang sangat membuat aku bahagia. Kesenangan kecil..., maksudku, mungkin bagi orang lain bukan apa2, tapi bagiku adalah SESUATU. Adalah Andev, Sahabatku ini dua minggu lalu memutuskan membeli sebuah sedan tua. Sedan butut yang kalo diliat dari tampilannya bikin selera jalan hilang. Catnya sudah terkelupas. Bahkan seharusnya mobil sedan ini bagusnya masuk salon dulu. Bersolek dulu. Tapi siapa peduli?
Dengan sedan butut itulah perjalanan kami di mulai. Sedan yang kemudian kami beri nama Mr. Taysen, sesuai dengan kondisinya dibagian yang terkelupas catnya sudah mulai karatan. Sedan yang kalo diliat dari luar bikin orang ragu untuk menempuh perjalanan, tapi setelah duduk di dalamnya dan menyalakan mesinnya... maka keraguan akan hilang. Suara mesinnya sangat halus, tanpa batuk dan bisa dibawa jalan jauh tanpa macet. Buktinya perjalanan kami ke Watampone hari itu berjalan lancar. Aku, Andev, Arhul dan Andi Ippank menikmati setiap putasran ban. Berhenti di tempat2 yang kami ingini dan melanjutkan perjalanan perjalanan ketika kami mau. Inilah perjalanan yang menyenangkan. Karena bawaannya santai dan berkali-kali singgah mengambil poto akhirnya jarak yang normalnya bisa ditempuh 2 jam itu kami tempuh dengan waktu 4 jam. Singgah di beberapa warung dan tempat2 menarik untuk mengambil gambar memang cukup menyita waktu.

Intinya perjalanan pergi pulang Watansoppeng-Watampone berjalan lancar tanpa kendala. Bahkan pada saat pulang kami sepakat lagi ke Kabupaten Wajo. Mengambil rute yang lain lagi dengn alasan untuk test drive. Sampai dimana ketahanan mesin si Mr. Taysen. Ya lagi2 Mr. Taysen menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Tampisan boleh buruk, tapi mesin tetap tocker. Trip kami yang pertama bersama Mr. Taysen berjalan lancar, aman dan selamat. Alhamdulillah.

Akhir pekan kemarin adalah Trip kedua kami bersama Mr. Taysen. Masih dengan personil yang sama, yakni ber 4, tujuan kami adalah Makassar. Lagi2 Mr Taysen kami test. Masih sama waktu kami ke Watampone perjalanan berjalan lancar. Jarak yang normalnya ditempuh 4 jam kami tempuh kurang lebih 5 jam. Singgah berkali-kali di beberapa tempat cukup menyita waktu juga. Masjid warung dan bahkan kami singgah untuk main bulutangkis cukup menyita waktu. Selama di Makassar Mr Taysen lah yang mendukung segala kegiatan kami. Yayaya, sedan butut ini benar2 mantap. Membawa kami ke mall, ke hotel dan bahkan keliling. Dalam perjalanan pulang, teringat cerita tentang bakso mankok yag populer di Kabupaten Pangkep. Kami kemudian sepakat ini hunting kuliner yang satu ini. Usut punya usut letak warung bakso mangkok ternyata agak jauh dari jalan poros. 10 Kilometer dari jalan poros ke arah pabrik semen Tonasa. Tapi niat yang bulat membawa kami mencari warung ini sampai ketemu.
Akhirnya.... 3 porsi bakso mangkok tersaji di depan mata. Porsi yang sangat banyak membuat kami menyerah. Kami bertiga tidak mampu menghabiskan satu porsi. Oh yah perjalanan pulang sisa kami ber 3 karena Arhul sudah harus stay Makassar untuk masuk kuliah lagi. 1 Porsi bakso mangkok itu ada tulang iga, pangsit dan bakso kecil bulat2, yang disajikan menggunakan mangkok dari bakso juga. Posri Jumbo, hahahhha.

SEPATU BOOTS DI LAHAN KOSONG