delapan hari kemarin aku menghitung pergantian waktu dari jam ke jam
melalui malam dengan harapan,
menyambut pagi dengan harapan dan meninggalkan sore dengan harapan.
setelah ia terbenam, dalam!
harapan itu membuncah kembaliketika delapan hari yang lalu denting yang sangat ku rindukan mengalun
menuntun jiwaku yang saat itu telah bingung,
tak tahu harus melangkah kemana
tak pasti arah yang dituju.
delapan hari kemarin
ketika lega gantikan sesak di dadaku
ketika cemas menguap,
bersama tawaku aku menari
tak peduli tatap dan tanya mereka
delapan hari kemarin ketika denting itu kembali mengalun
delapan hari kemarin ketika asa hadir kembali
delapan hari kemarin ketika senyum mekar kembali
kunantikan hari ini dari waktu ke waktu
namun ketika delapan hari berlalu
ketika penantian hanya tersisa beberapa menit
aku menjadi takut akan hari ini
karena mereka memberi ultimatium
karena mereka tidak setuju pada delapan hari berikutnya
aku inginkan denting itu
aku rindukan denting itu manjakan telingaku
dengan lagunya yang mendayu
wahai mereka bolehkah ada delapan hari lagi?
mereka adalah teman-teman yang sangat sayang aku
mereka tidak izinkan aku begitu lama dalam kegamangan ini
4 comments:
hello, puisi yang bagus.
napa mbak? ada yg ulang taon ta?
8 hari dalam kebebasan - serasa tak sedetik-pun boleh terbuang (jgn2 cuman bingung milih hp cdma atau GSM nih :p)
Post a Comment