Thursday, April 04, 2019

Sederhana adalah

Benar saja, melangkahlah keluar, walau tidak terlalu jauh. Boleh jadi engkau menemukan sesuatu yang bisa membuatmu menarik lengkung di bibirmu, tersenyum. Bahkan mungkin lebih ceria dari biasanya.

Hari kelima aku puasa messengger. Pasca ponselku rusak hari Minggu kemarin. Membuat aku merasa gamang, tidak tahu apa yang terjadi diluar sana. Tidak tahu apa yang diperbincangkan di WAG. Komunikasi hanya via telepon, dan itupun hanya hal-hal penting. Aku bisa maklum bahwa teman-teman tidak punya banyak waktu memberi kabar melalui dial number. Peran mulut telah banyak digantikan jempol untuk berbagi kabar.

Mendekam di kamar usai pulang kerja menjadi kegiatanku sejak Senin kemarin. Pukul 21 aku sudah mengawali mimpi indah di balik selimut. Nilai postif yang kudapat adalah aku bisa bangun lebih awal. Dan mataku rasanya segar banget. Energi postif yang jadi modal untuk kembali berkutat dengan lembaran-lembaran tugas yang tak ada habisnya. Sebagai pelayan masyarakat, tidak mudah bagiku untuk berpisah dari kertas-kertas tersebut. Apakah sekedar tanda tangan atau membuat laporan berkala.

Hari ini, sedari pagi, ada beberapa kegiatan yang cukup menguras energi dan pikiran. Usai jam kantor, sepakat dengan teman-teman untuk melakukan kegiatan sosial di lokasi kebakaran. Ada dua rumah yang menjadi korban kebakaran. Dan dari perbincangan dengan teman-teman, kami sepakat untuk mengunjungi lokasi tersebut. Beruntung ada teman yang memberi kabar via telepon. Selanjutnya menjenguk seorang teman yang lagi dirawat di rumah sakit. Sampai di rumah setelah Magrib. Selanjutnya aku berpikir bahwa malam ini aku akan tidur lebih awal lagi.

Sampai akhirnya teleponku berdering. Beberapa teman mengajakku nongkrong di kafe. Menghabiskan waktu usai Isya. Dan disinilah aku sekarang, di sudut kafe. Memilih meja yang merapat ke dinding, agar aku bisa memandang lebih lapang. Menikmati segelas minuman favoritku, green tea yang super dingin, bahkan ketika aku mengetikkan kalimat-kalimat ini, aku telah menyeruput minuman dingin favoritku dari gelas ke dua. Sembari sesekali bernyanyi mengkuti lagu anak band yang menghibur kami.

Inilah salah satu hal yang membuatku menarik lengkung di bibirku. Tersenyum menjadi pilihanku malam ini, setelah beberapa malam aku merasakan bibirku terkatup datar. Aku lalu menemukan beberapa hal positif. Merubah beberapa rencana yang sudah aku susun dari kemarin. Tepatnya membuatnya lebih sederhana. Jika bisa lebih mudah, mengapa pula aku harus membuatnya jadi sulit. Bahkan sampai merembet orang lain. Yah, aku harus berani melakukan revisi, menyesuaikan dengan kondisi sekarang.

Mendadak aku merasa diriku lebih ringan dari sebelumnya. Bukan melayang, tapi aku merasa lebih enteng. Memang tidak adil memberikan beban yang berat kepada pikiran. Hmmm, mengapa pula aku sempat lupa untuk mensyukuri apa yang telah kudapatkan dan kumiliki selama ini. Mempertahankannya tentunya menjadi lebih penting dari pada membuatnya lebih rumit.

Rongga dadaku terasa lebih luas. Alhamdulillah, dengan melangkah ke luar rumah malam ini membuatku bisa melihat hal positif. 
Sederhanakan rencana hidup, sesuai kondisimu saat ini.


No comments:

SEPATU BOOTS DI LAHAN KOSONG